• Berita

Kenalkan Pendekatan Deep Learning, Dosen UMPWR Jadi Narasumber IHT di SMANSA Purworejo

  • Berita

Kenalkan Pendekatan Deep Learning, Dosen UMPWR Jadi Narasumber IHT di SMANSA Purworejo

blog-thumb

Kenalkan Pendekatan Deep Learning, Dosen UMPWR Jadi Narasumber IHT di SMANSA Purworejo

  • Humas dan Protokoler UMPWR
  • 13 Juni 2025
  • Dibaca 170 Kali

Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR) – dalam rangka mengenalkan pendekatan deep learning dalam pembelajaran, Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Dr. R. Wakhid Akhdinirwanto, M.Si., memberikan materi untuk para guru SMA Negeri 1 Purworejo (SMANSA) dalam kegiatan In House Training (IHT) Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dengan Tema “Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran”. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Multimedia SMANSA pada Rabu, 11 Juni 2025 ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan para guru menghadapi Tahun Ajaran Baru 2025/2026. 

Sebanyak 27 orang menjadi peserta diantaranya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan para guru. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen RI) mendefinisikan Deep Learning sebagai pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga secara holistik dan terpadu. 

Dalam paparannya, Dr. Wakhid menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip pembelajaran dalam kerangka Deep Learning yaitu (1) berkesadaran (mindful), (2) bermakna (meaningful), dan (3) menggembirakan (joyful). Lebih lanjut, beliau menyampaikan dimensi profil lulusan menurut Michael Fullan, dkk, yaitu (1) Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME; (2) Kewarganegaraan; (3) Penalaran kritis; (4) Kreativitas; (5) Kolaborasi; dan (6) Komunikasi; sedang dua tambahannya yaitu (1) Kesehatan, dan (2) Kamandirian diambil dari Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 Undang-undang no 3 Tahun 2003, sehingga terdapat 8 dimensi profil lulusan.

Dr. Wakhid dalam kesempatan ini juga memberikan contoh penerapan deep learning  dalam pembelajaran Fisika yaitu dengan contoh menggunakan model PBL. “Sebagai contoh untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap pemuaian zat padat. Siswa diminta melakukan penyelidikan dengan dua variabel, yaitu variabel bebas suhu dan variabel terikat perubahan panjang batang logam. Data yang diperoleh dengan mengubah suhu maka akan didapat perubahan panjang batang logam, dan kemudian dianalisis. Setelah itu kemudian dipresentasikan di depan kelas. Dan dilanjutkan refleksi dari guru”, paparnya. (akb/KP).