• Berita

Kolaborasi Pengabdian PMM Melalui Diversifikasi Sumber Protein Hewani Upaya Cegah Stunting

  • Berita

Kolaborasi Pengabdian PMM Melalui Diversifikasi Sumber Protein Hewani Upaya Cegah Stunting

blog-thumb

Kolaborasi Pengabdian PMM Melalui Diversifikasi Sumber Protein Hewani Upaya Cegah Stunting

  • KUI, Humas dan Protokoler UMPWR
  • 14 Agustus 2024
  • Dibaca 221 Kali

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan suatu upaya dalam perbaikan gizi dengan menggunakan makanan tambahan dalam memenuhi kebutuhan gizi serta dapat mencapai status gizi yang baik. PMT dapat mendukung mengatasi permasalahan stunting. Permasalahan ini berkaitan dengan rendahnya asupan makanan yang kaya akan protein hewani. 

Program Pengabdian dan Pemberdayaan kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek (2024) melalui skema KKN Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini dikoordinir oleh Dr. Jeki Wibawanti dosen Prodi Peternakan Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR) yang bekerja sama  dengan Prof. Dr. Parmin, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untidar. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa UMPWR dan Untidar dari berbagai prodi antara lain Gizi, Peternakan, Managemen, dan Pendidikan Ekonomi dengan Lukman Fadhiliya, M.Pd. sebagai dosen pembimbing lapangan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Karangsari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo selama 6 bulan yang sudah dimulai sejak 22 Juli 2024 lalu. 

Prof.Dr. Parmin, M.Pd mengajak mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam program nasional dalam penanganan stunting melalui kegiatan edukasi gizi seimbang melalui peningkatan konsumi pangan kaya akan protein hewani kepada balita dan masyarakat. Selain itu, juga mendorong mahasiswa untuk berinovasi dan berkreasi dalam melakukan pengolahan berbagai produk sebagai sumber protein hewani.

Dr. Jeki Wibawanti menyampaikan bahwa masyarakat masih dominan konsumsi sumber karbohidrat (energi) padahal konsumsi pangan tinggi protein hewani berkorelasi dengan pencegahan dan penanganan stunting. “Protein hewani mengandung asam amino esensial, vitamin, mineral, dan zat besi yang  mudah dicerna dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan. Protein hewani dapat berasal dari daging, telur, susu, dan ikan”, jelasnya. Salah satu sumber ikan yang ketersediaannya cukup banyak di Desa Karangsari, harganya murah, dan terjangkau adalah lele. Harapannya kedepan jika sumber protein hewani masyarakat sudah tercukupi, nantinya dapat menjadi inisiasi usaha frozen food berbasis ikan.

Kegiatan KKN PMM memberikan referensi diversifikasi pengolahan sumber protein hewani lele menjadi nugget dan bakso yang dikombinasikan sayuran. Pembuatan produk lele fortifikasi (penambahan) sayur seperti bayam dan wortel bertujuan agar lebih meningkatkan nutrieni yang dibutuhkan oleh balita, karena terkadang anak-anak kurang menyukai sayuran.  Selain itu juga akan meningkatkan kandungan serat pangan, cita rasa, dan warna produk. 

Kegiatan KKN PMM ini memberikan manfaat buat kami para kader dan anggota posyandu dalam mengkreasikan makanan yang bergizi untuk anak-anak”, ujar Jaziroh (Kader Posyandu).