• Berita

Cegah Ideologi Transnasional, Mahasiswa Baru UM Purworejo Ikuti Seminar

  • Berita

Cegah Ideologi Transnasional, Mahasiswa Baru UM Purworejo Ikuti Seminar

blog-thumb

Cegah Ideologi Transnasional, Mahasiswa Baru UM Purworejo Ikuti Seminar

  • Humas
  • 22 Desember 2022
  • Dibaca 459 Kali

Di era mudahnya generasi muda terpapar ideologi yang tidak sejalan dengan nasionalisme, perlu diadakan berbagai upaya untuk memberikan pemahaman yang benar. Salah satunya melalui seminar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Kamis (22/12) di Ruang Seminar Kampus 3 Sucen, UM Purworejo.

Seminar bertema “Peran Mahasiswa dalam Menangkal Ideologi Transnasional untuk Meningkatkan Rasa Kebangsaan” itu diikuti seluruh mahasiswa tingkat 1.

“Yang ikut secara langsung di sini sekitar 150 mahasiswa, lainnya melalui saluran online,” jelas ketua panitia Alfian. Adapun jumlah mahasiswa baru UM Purworejo tahun ini mencapai 1010 orang, yang meningkat dari tahun sebelumnya.

Ditambahkannya, seminar tersebut digelar dalam rangka Hari HAM tanggal 10 Desember dan Hari Bela Negara tanggal 19 Desember. Seminar diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme di kalangan mahasiswa.

Selain Rektor UM Purworejo Dr. Rofiq Nurhadi, M.Ag yang menjadi keynote speech, panitia menghadirkan dua pembicara. Yakni Mochammad Zaenudin Abdullah dari Polres Purworejo dan Maki Zaenudin Subarkah dari Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Jakarta.

Tentang trans nasionalisme, rektor antara lain menyampaikan bahwa gerakan transnasional merupakan hasil copy paste dari negara lain alias tidak lahir melalui perkumpulan masyarakat Indonesia.

Selain itu rektor juga menyimpulkan bahwa tak satupun adanya teori yang menegaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui ekspansi militer. “Islam masuk ke Indonesia didakwahkan secara damai melalui akulturasi budaya,” sebutnya.

Senada dengan Mochammad Zaenudin Abdulah yang menyampaikan materi tentang terorisme, pemateri berikutnya yakni Maki Zaenudin Subarkah juga membahas tentang (cara) menghentikan terorisme.

Menurut Maki, tidak ada terorisme tanpa radikalisme. Secara umum teori yang menyebutkan bahwa cara pikir radikalisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tidak adanya keadilan yang dirasakan, terpaparnya seseorang pàda ideologi kekerasan, serta terlibat dalam kelompok yang radikal.

“Kita perlu merangkul mereka yang berisiko terpapar radikalisme dan melatih diri untuk kritis dan bijak menyikapi perbedaan dan terampil menyelesaikan masalah,” tegas Maki.