Pada tahun 2021 sebanyak 54.746 proposal PKM yang diajukan oleh berbagai pendidikan tinggi diantaranya Universitas, Sekolah Tinggi, dan Institut memasuki tahap seleksi proposal PKM. Pada tahap 1 sebanyak 69,2% dinyatakan tidak lolos sedangkan 30,8% masuk dalam seleksi tahap 2. Penilaian proposal PKM dilakukan secara daring dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap pertama evaluasi dengan menitikberatkan pada beberapa aspek diantaranya: kesesuaian persyaratan administrasi, kesesuaian format proposal dan penulisan dengan Pedoman PKM yang berlaku, dan kesesuaian program yang diajukan dengan bidang PKM yang dipilih. Penilaian proposal tahap ke 2 dengan menitikberatkan pada aspek berikut: kesesuaian persyaratan administrasi, kesesuaian format proposal dan penulisan dengan Pedoman PKM yang berlaku, kesesuaian program yang diajukan dengan bidang PKM yang dipilih, dan tingkat kreativitas program yang diusulkan.
Terdapat beberapa bidang dalam Program Kreativitas Mahasiswa diantaranya Bidang Kewirausahaan dengan jumlah proposal lolos tahap 2 sebanyak 21,5%. Kemudian Bidang Karsa Cipta sejumlah 35,4%, Bidang Penerapan IPTEK sebanyak 35,4% Bidang Pengabdian Masyarakat sebesar 28,8%, Bidang Riset sebanyak 41%, Bidang Gagasan Futuristik Konstruktif sejumlah 37% dan Bidang Artikel Ilmiah sejumlah 37,5%.
Tim PKM UMPurworejo yang lolos pendanaan sebanyak 3 tim, 1 tim Bidang Pengabdian Masyarakat dan 2 tim Bidang Kewirausahaan. Salah satu judul proposal tim Bidang Kewirausahaan tersebut adalah Biokonversi Maggot BIOMA Pelet Herbal Sebagai Alternatif Pakan dan Pencegahan Stunting Pada Broiler. Tim tersebut berinovasi menciptakan produk ramah lingkungan, alami dan memiliki manfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler. Produk yang dikembangkan memanfaatkan maggot yang merupakan pengurai sampah organik dengan kandungan protein tinggi. Sebagai pengurai sampah organik tentu saja maggot dapat mengatasi permasalahan sampah yang seringkali menimbulkan bau dan menjadi sumber penyakit. Selain itu, penambahan herbal berupa temulawak dan bawang putih dapat membantu menurunkan angka stunting yang sering dialami ayam broiler. Produk Bioma Pelet Herbal menggunakan bahan yang mudah didapat dari alam sehingga dapat menekan biaya produksi dan harga jual yang lebih rendah dan diharapkan mampu mengatasi tingginya harga pakan yang sering dialami oleh peternak broiler.
Beberapa personil tim Bioma Pelet Herbal mendapatkan pendanaan PKM pada tahun 2020 melalui Bidang Pengabdian Masyarakat dan pada tahun 2021 berinovasi mengembangkan produk melalui Bidang Kewirausahaan. Personil tim tersebut yaitu Zaenul Abidin dan Eka Oktavia Rahmawati dengan dosen pendamping Ir. H. Didik Widiyantono, M.Agr. Sedangkan pada tahun 2021 merekrut Anisah Rahmawati dan Cesaria untuk menjalankan kewirausahaan Bioma Pelet Herbal. Sehingga kreativitas dan inovasi berkelanjutan terus dikembangkan baik untuk memberdayakan masyarakat maupun berwirausaha.
13 Januari 2021
14 Januari 2020
25 Februari 2021
27 September 2021